I.
PENDAHULUAN
A.
Latarbelakang
Penelitian adalah suatu penyelidikan atau suatu usaha pengujian yang dilakukan secara teliti, dan kritis dalam mencari fakta-fakta atau prinsip-prinsip dengan menggunakan langkah-langkah tertentu. Dalam mencari fakta-fakta ini diperlukan usaha yang sistematis untuk menemukan jawaban ilmiah terhadap suatu masalah. Kadang-kadang orang menyamakan pengertian penelitian dengan metode ilmiah. Sesuai dengan tujuannya, penelitian dapat diartikan sebagai usaha untuk menemukan, mengembangkan, dan menguji kebenaran suatu pengetahuan dimana usaha-usaha itu dilakukan dengan menggunakan metode ilmiah. Kegiatan penelitian adalah suatu kegiatan objektif dalam usaha mengembangkan, serta menguji ilmupengetahuan berdasarkan atas prinsip-prinsip, teori-teori yang
disusun secara sistematis melalui proses yang intensif dalam pengembangan generalisasi. Sedangkan metode ilmiah lebih mementingkan aplikasi berpikir deduktif-induktif di dalam memecahkan suatu masalah. Fokus perhatian dalam suatu penelitian adalah masalah, masalah yang muncul dalam pikiran peneliti berdasarkan penelaahan situasi yang meragukan (a perplexing situation). Masalah adalah titik sentral dari keseluruhan penelitian
Adapun latar belakang dari pembuatan makalah tentang Mengidentifikasi Rancangan dan Jenis Penelitian ini yaitu mengacu pada penyusunan penelitian berdasarkan jenis penelitian yang dipilih para peneliti. Terkadang banyak peneliti yang merasa bingung dalam menyusun rancangan penelitiannya. Berdasarkan uraian diatas maka akan dijabarkan / dijelaskan bagaimana membuat rancangan dan jenis penlitian pada artikel ilmiah ini.
B.
rumusan masalah
a.
definisi dan
tujuan metode penelitian
b.
perkembangan
metode penelitian
c.
klasifikasi metode
penelitian
C.
Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan artikel ilmiah
ini yaitu untuk memberikan ulasan tentang rancangan penelitian atau metode
penelitian dan jenis penelitian.
II.
DASAR TEORI
Teori
ilmiah adalah suatu himpunan pengertian (contruct atau
concept) yang saling berkaitan, batasan, serta proposisi yang menyajikan pandangan sistematis tentang gejala - gejala dengan jalan menetapkan hubungan yang ada di antara variable - variabel, dan dengan tujuan untuk menjelaskan serta meramalkan gejala-gejala tersebut (Ary, et al, 2000: 36).Teori ilmiah adalah sebuah set proposisi yang terdiri dari konsepkonsep yang telah didefinisikan secara jelas. Teori ilmiah adalah penjelasan mengenai hubungan antar konsep atau variabel. Teori ilmiah adalah penjelasan mengenai fenomena-fenomena dengan cara menspesifikasikan hubungan antar variabel.
concept) yang saling berkaitan, batasan, serta proposisi yang menyajikan pandangan sistematis tentang gejala - gejala dengan jalan menetapkan hubungan yang ada di antara variable - variabel, dan dengan tujuan untuk menjelaskan serta meramalkan gejala-gejala tersebut (Ary, et al, 2000: 36).Teori ilmiah adalah sebuah set proposisi yang terdiri dari konsepkonsep yang telah didefinisikan secara jelas. Teori ilmiah adalah penjelasan mengenai hubungan antar konsep atau variabel. Teori ilmiah adalah penjelasan mengenai fenomena-fenomena dengan cara menspesifikasikan hubungan antar variabel.
Menurut
Ary, Jacobs, dan Razafieh (1992 : 44)
·
Penelitian
dapat dirumuskan sebagai pendekatan ilmiah pada pengkajian masalah.
·
Penelitian
merupakan usaha sistematis dan objektif untuk mencari pengetahuan yang dapat
dipercaya.
Menurut
Ostle (Moh. Nazir, 1997 : 15)
·
Penelitian
dengan mengunakan metoda ilmiah (scientific method) disebut penelitian ilmiah (scientific
research).
·
Dalam
penelitian ilmiah selalu ditemukan 2 unsur penting, yaitu unsur
observasi (empiris) dan nalar (rasional).
observasi (empiris) dan nalar (rasional).
1.
Kegunaan
Teori Ilmiah
dalam Penelitian Pentingnya teori ilmiah
dalam penelitian dapat disebutkan sebagai berikut :
a.
Sebagai
acuan dalam pengkajian suatu masalah.
b.
Sebagai
dasar dalam merumuskan kerangka teoritis penelitian.
c.
Sebagai
dasar dalam merumuskan hipotesis.
d.
Sebagai
informasi untuk menetapkan cara pengujian hipotesis.
e.
Untuk mendapatkan
informasi historis dan perspektif permasalahan yang akan diteliti.
f.
Memperkaya
ide-ide baru.
g.
Untuk
mengetahui siapa saja peneliti lain dan pengguna di bidang yang sama.
2.
Hubungan
teori ilmiah dengan fakta.
Dalam penelitian ilmiah, teori ilmiah tidak
terpisahkan dari fakta. Hubungan antara keduanya adalah :
a.
Fakta
memprakarsai teori ilmiah.
a.
Fakta
memformulasikan kembali teori-teori ilmiah.
b.
Fakta dapat
dijadikan dasar untuk menolak teori ilmiah.
c.
Fakta
memperjelas teori ilmiah
III.
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Penelitian
Tinjauan secara
Etimologis Secara etimologis, istilah research berasal dari dua kata, yaitu re dan search. Re berarti kembali atau berulang-ulang dan search berarti
mencari, menjelajahi, atau menemukan makna. Dengan demikian penelitian atau
research berarti mencari, menjelajahi atau menemukan makna kembali secara
berulang-ulang (Sudarwan Danim dan Darwis, 2003 : 29)
Dari beberapa pendapat tersebut dapat
disimpulkan bahwa penelitian ilmiah merupakan suatu proses yang dilakukan secara
sistematis dan objektif yang melibatkan unsur penalaran dan observasi untuk
menemukan, memferivikasi, dan memperkuat teori serta untuk memecahkan masalah
yang muncul dalam kehidupan.kesimpulan tentang pengertian penelitian
sebagaimana dikemukakan di atas dapat diidentifikasi tujuan penelitian, yaitu
sebagai berikut :
1.
Untuk
memperoleh data empiris yang dapat digunakan dalam merumuskan, memperluas, dan
memverifikasi teori. Tujuan penelitian seperti ini dimiliki oleh ilmu-ilmu
murni (pure science)
2.
Untuk
memecahkan persoalan yang ada dalam kehidupan. Tujuan penelitian semacam ini
terdapat pada ilmu-ilmu terapan(applied sciences)
B. Jenis Penelitian
1.HistoricalResearch
a. Bertujuan membuat rekonstruksi masa lampau secara sistematis dan
objektif
b. Tergantung pada data yang diobservasi orang lain
c. Tertib-ketat, sistematis, dan tuntas (bukan berat sebelah.
d. Data berasal dari data primer dan data sekunder.
e. Otentik, akurat dan relevan
f. Mencari informasi dari sumber yang lebih luas
2.
Descriptive Research
a. Bertujuan mendeskripsikan fenomena secara sistematis, faktual, dan
akurat.
b. Tidak menerangkan saling hubungan.
c. Tidak menguji hipotesis
d. Tidak membuat ramalan
e. Bukan mencari makna atau implikasi
f. Tidak melakukan generalisasi
g. Biasanya disebut juga penelitian survei (survey research)
3.
Developmental Research
a. Bertujuan menyelidiki pola dan perurutan pertumbuhan dan atau perubahan
sebagai fungsi waktu.
b. Memusatkan pada perkembangan variabel selama beberapa waktu
tertentu
c. Dapat berupa studi longitudinal atau cross sectional
d. Kurang tepat untuk digunakan sebagai prediksi jangka panjang
4. Case Study
a. Bertujuan mempelajari secara intensif/mendalam tentang suatu
fenomena
b. Menghasilkan gambaran yang lengkap dan terorganisir secara baik
c. Ruang lingkupnya mencakup keseluruhan siklus kehidupan atau hana
segmen
tertentu saja
tertentu saja
d. Meneliti sejumlah unit yang kecil tapi menyangkut variabel yang
banyak
e. Tidak melakukan generalisasi
f. Peka terhadap subjektivitas
5. Correlational
Research
a. Bertujuan mendeteksi sejauh mana variasi-variasi pada suatu
variabel berkaitan
dengan variasi-variasi dalam satu atau lebih variabel lain
dengan variasi-variasi dalam satu atau lebih variabel lain
b. Biasanya bersifat ex-post facto
c. Cocok untuk variabel yang rumit yang tidak dapat dilakukan dengan
eksperimen
d. Melakukan pengukuran derajat hubungannya
e. Biasanya hanya membatasi pada sejumlah variabel saja.
f. Umumnya melakukan generalisasi
6. Causal-Comparative Research
a. Bertujuan menyelidiki hubungan sebab akibat antar variable
b. Bersifat ex-post facto
c. Menghasilkan informasi yang berguna mengenai sifat-sifat gejala
yang dipersoalkan
d. Hanya membatasi pada sejumlah variabel saja
7. Experimental Research
a. Bertujuan menyelidiki saling hubungan sebab-akibat dengan memberikan
perlakuan tertentu
b. Menuntut pengaturan variabel dan kondisi eksperimen secara tertib-ketat
c. Menggunakan kelompok kontrol sebagai pembanding kelompok
eksperimen
d. Internal validity adalah sine qua non (keharusan)
e. Berupaya untuk mengendalikan semua variabel agar tidak terjadi
bias perlakuan
8.
Action Research
a. Bertujuan mengembangkan cara pendekatan baru untuk memecahkan
masalah
dengan cara penerapan secara langsung
dengan cara penerapan secara langsung
b. Praktis dan langsung relevan untuk situasi actual
c. Kerangka kerja teratur dalam pemecahan masalah
d. Fleksibel dan adaptif
e. Tujuannya situasional dan sampelnya terbatas.
9. Ex-Post
Facto Research
a. Variabel yang diteliti sudah terjadi dan tidak dapat dimanipulasi
b. Kaitan antarvariabel terjadi tanpa intervensi langsung
c. Biasanya melakukan generalisasi
d. Tidak memberikan perlakuan sedikit pun.
10.
Naturalistic Research
a. Bertujuan meneliti objek secara alamiah dan bersifat apa adanya.
b. Peneliti sebagai instrumen penelitian.
c. Lebih menekankan pada
proses dan makna daripada generalisasi
d. Biasanya pengumpulan datanya menggunakan wawancara mendalam dan
observasi berpartisipasi
e. Kajiannya lebih khusus dan bersifat mendalam.
f. Tidak menggunakan sampling.
g. Biasanya disebut juga
penelitian kualitatif murni.
11.
Evaluation Research
a. Bertujuan untuk mengevaluasi keberhasilan sebuah program.
b. Temuannya merupakan feedback bagi penyempurnaan program
C.
Penelitian Eksperimen
1. Pengertian Penelitian Eksperimen
Penelitian eksperimen menurut Faisal (1982: 76) merupakan suatu
metode yang sistematis dan logis untuk menjawab pertanyaan :”Jika sesuatu
dilakukan pada kondisi-kondisi yang dikontrol dengan teliti, maka apakah yang
akan terjadi?”. Selanjutnya, Sugiyono (2011: 72) menyatakan bahwa penelitian
eksperimen dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk
mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang
terkendali. Fraenkel, dkk (2012: 265) menyatakan bahwa penelitian eksperimen
adalah unik di dalam dua hal yang sangat penting. Penelitian ini merupakan
satusatunya jenis penelitian yang secara langsung mencoba untuk mempengaruhi
suatu variabel tertentu, dan ketika benar diterapkan. Penelitian ini juga
merupakan jenis penelitian yang terbaik dalam pengujian hipotesis hubungan
sebab akibat atau kausalitas. Dalam penelitian eksperimen, kontrol yang cermat
terhadap kemungkinan masuknya pengaruh faktor lain sangat diperlukan agar
mendapatkan faktorfaktor yang benar-benar murni dari faktor-faktor yang
dimanipulasi. Penelitian eksperimen bertujuan:
a). Menguji hipotesis yang diajukan dalam penelitian
b). Memprediksi kejadian atau peristiwa di dalam latar eksperimen.
c). Menarik generalisasi hubungan antarvariabel
2. Variabel dalam Penelitian Eksperimen
Beberapa jenis variabel yang
terkait dengan penelitian eksperimen yaitu:
a. Variabel bebas (independent variable) dan variabel terikat
(dependent
variable) Variabel bebas merupakan variabel atau kondisi yang dimanipulasi oleh peneliti untuk menerangkan hubungannya dengan fenomena yang diobservasi. Sedangkan variabel terikat merupakan variabel atau kondisi yang mengalami perubahan ketika peneliti mengganti variabel bebas
variable) Variabel bebas merupakan variabel atau kondisi yang dimanipulasi oleh peneliti untuk menerangkan hubungannya dengan fenomena yang diobservasi. Sedangkan variabel terikat merupakan variabel atau kondisi yang mengalami perubahan ketika peneliti mengganti variabel bebas
b. Variabel organismik atau variabel atribut Variabel ini tidak dapat
diubah atau dimanipulasi oleh peneliti. Seperti variabel bebas: umur, jenis
kelamin, suku, dan lainnya yang sejenis.
c. Variabel imbuhan Variabel imbuhan adalah variabel yang tidak dapt
dikontrol yakni variabel yang tidak dapat dimanipulasi oleh peneliti, tetapi
mempunyai pengaruh yang berarti pada variabel terikat. Seperti variabel
antusias guru, usianya, tingkat sosial ekonominya, dan lain sebagainya.
3. Karakteristik Penelitian Eksperimen
Menurut Ary (1985), ada tiga karakteristik penting dalam penelitian eksperimen,
anatara lain:
(a) Variabel bebas Yang dimanipulasi
Memanipulasi
variabel adalah tindakan yang dilakukan oleh peneliti atas dasar
pertimbangan ilmiah. Perlakuan tersebut dapat dipertanggungjawabkan secara
terbuka untuk memperoleh perbedaan efek dalam variabel yang terkait.
pertimbangan ilmiah. Perlakuan tersebut dapat dipertanggungjawabkan secara
terbuka untuk memperoleh perbedaan efek dalam variabel yang terkait.
(b) Variabel lain yang berpengaruh dikontrol agar tetap konstan
Menurut Gay (1982), control is an effort on the part of researcher to remove the
influence of any variable other than the independent variable that ought affect
performance on a dependent variable. Dengan kata lain, mengontrol merupakan usaha peneliti untuk memindahkan pengaruh variabel lain yang mungkin dapat mempengaruhi variabel terkait. Dalam pelaksanaan eksperimen, group eksperimen dan group kontrol sebaiknya diatur secara intensif agar karakteristik keduanya mendekati sama
.
(c) Observasi langsung oleh peneliti
(c) Observasi langsung oleh peneliti
Tujuan
dari kegiatan observasi dalam penelitian eksperimen adalah untuk melihat
dan mencatat segala fenomena yang muncul yang menyebabkan adanya perbedaan
diantara dua group.
dan mencatat segala fenomena yang muncul yang menyebabkan adanya perbedaan
diantara dua group.
4. Tujuan Penelitian Eksperimen
Tujuan umum penelitian eksperimen adalah untuk meneliti pengaruh dari suatu
perlakuan tertentu terhadap gejala suatu kelompok tertentu dibanding dengan
kelompok lain yang menggunakan perlakuan yang berbeda. Misalnya, suatu
eksperimen dalam bidang pendidikan dimaksudkan untuk menilai/membuktikan
pengaruh perlakuan pendidikan (pembelajaran dengan metode problem solving)
terhadap prestasi belajar dan kemampuan komunikasi matematika pada siswa SMP
atau untuk menguji hipotesis tentang ada-tidaknya pengaruh perlakuan tersebut jika
dibandingkan dengan metode konvensional.
Selanjutnya, tindakan di dalam eksperimen disebut treatment, dan diartikan sebagai
semua tindakan, semua variasi atau pemberian kondisi yang akan dinilai/diketahui
pengaruhnya. Sedangkan yang dimaksud dengan menilai tidak terbatas pada
mengukur atau melakukan deskripsi atas pengaruh treatment yang dicobakan tetapi
juga ingin menguji sampai seberapa besar tingkat signifikansinya (kebermaknaan
atau berarti tidaknya) pengaruh tersebut jika dibandingkan dengan kelompok yang
sama tetapi diberi perlakuan yang berbeda.
5. Syarat-syarat Penelitian Eksperimen
Sebuah penelitian dapat berjalan baik dan memberikan hasil yang akurat jika
dilaksanakan dengan mengikuti kaidah tertentu. Seperti halnya dengan penelitian
eksperimen, akan memberikan hasil yang valid jika dilaksanakan dengan mengikuti
syarat-syarat yang ada. Berkaitan dengan hel tersebut, Wilhelm Wundt dalam Alsa
(2004) mengemukakan syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh peneliti dalam
melaksanakan penelitian eksperimental, yaitu:
(1)
peneliti harus dapat menentukan secara sengaja kapan dan di mana ia
akanmelakukan penelitian;
(2) penelitian terhadap hal yang sama harus dapat diulang dalam
kondisi yang sama;
(3)
peneliti harus dapat memanipulasi (mengubah, mengontrol) variabel yang diteliti
sesuai dengan yang dikehendakinya;
sesuai dengan yang dikehendakinya;
(4) diperlukan kelompok pembanding (control group) selain kelompok yang diberi
perlakukan (experimental group).
6.
Proses Penelitian Eksperimen
Langkah-langkah
dalam penelitian eksperimen pada dasarnya hampir sama dengan
penelitian lainnya. Menurut Gay (1982 : 201) langkah-langkah dalam penelitian
eksperimen yang perlu ditekankan adalah sebagai berikut.
penelitian lainnya. Menurut Gay (1982 : 201) langkah-langkah dalam penelitian
eksperimen yang perlu ditekankan adalah sebagai berikut.
(a) Adanya permasalahan yang signifikan untuk diteliti.
(b) Pemilihan subjek yang cukup untuk dibagi dalam kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol.
(c) Pembuatan atau pengembangan instrumen.
(d) Pemilihan desain penelitian.
(e) Eksekusi prosedur.
(f) Melakukan analisis data.
(g) Memformulasikan simpulan.
7.
Bentuk-bentuk Desain Penelitian Eksperimen
Menurut
Sugiyono (2011:73) terdapat beberapa bentuk desain eksperimen, yaitu:(1)pre-experimental
(nondesign), yang meliputi one-shot case studi, one group pretest
posttest, intec-group comparison;(2)true-experimental, meliputi posttest only
control design, pretest-control group design;(3) factorial experimental; dan (4)Quasi experimental, meliputi time series design dan nonequivalent control group design.
posttest, intec-group comparison;(2)true-experimental, meliputi posttest only
control design, pretest-control group design;(3) factorial experimental; dan (4)Quasi experimental, meliputi time series design dan nonequivalent control group design.
D.
Validitas
Eksperimen
Ada dua jenis validitas eksperimen menurut Yatim Riyanto dalam
Zuriah (2005: 60-64) yaitu:
1. Validitas internal Suatu eksperimen memiliki validitas internal
jika faktor-faktor yang dimanipulasi (variabel bebas) benar-benar murni
memberikan pengaruh atau efek pada fenomena pada variabel terikat tergantung
yang diobservasi dalam latar eksperimen. Faktor-faktor yang mempengaruhi
validitas internal adalah:
Ø Kematangan. Perubahan seorang dari waktu ke waktu yang diakibatkan
oleh reaksi wajar dari kematangannya dapat mengganggu dalam menerjemahkan
perubahan.
Ø Peristiwa insidental Penampilan subjek yang diobservasi oleh
peneliti dapat dipengaruhi oleh peristiwa spesifik yang bersifat eksternal yang
muncul secara insidental.
Ø Ujian Proses ujian awal pada permulaan eksperimen dapat
menghasilkan perubahan pada diri subjek yang terkena eksperimen.
Ø Pengukuran yang tak stabil Penggunaan alat dan teknik pengukuran
yang tidak reliabel dan akurat untuk mendeskripsikan dan mengukur aspek-aspek
tingkah laku, termasuk suatu ancaman terhadap validitas eksperimen.
Ø Regresi statistik Eksperimen yang berpola pretests-posttest biasanya
mengalami ancaman ini. Subjek-subjek yang nilainya tinggi pada pretest,
tidak menutup kemungkinan nilainya pada posttest akan rendah, dan
sebaliknya
Ø Seleksi sampel yang berbeda Memilih sampel yang tidak equivalen
antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol menimbulkan bias yang dapat
mengancam validitas internal.
Ø Adanya mortalitas sampel eksperimen Eksperimen yang berjangka
panjang dapat saja sampelnya menguap karena kematian atau putus di tengah
jalan.
2. Validitas eksternal Biasanya eksternal biasanya mengacu pada
hubungan antara variabel yang ditemukan dan dapat digeneralisasikan pada
situasi-situasi noneksperimental. Validitas eksternal berkaitan dengan
kemampuan temuan eksperimen untuk digeneralisasikan pada populasi yang lebih
luas. Faktor-faktor yang mempengaruhi validitas eksternal adalah:
a. Latar eksperimen buatan Ada
kemungkinan peneliti membuat suasana dan kondisi eksperimen buatan yang
sedemikian rupa dalam rangka mempertajam kontrol terhadap variabel imbuhan.
b. Pengaruh Placebo Hawthorne Pengaruh ini menunjuk kepada
ancaman yang bersifat psikologis. Subjek yang tahu bahwa dirinya berada dalam
suatu eksperimen dapat menjadi variabel imbuhan dan membuat biasnya eksperimen.
c. Campur tangan perlakuan sebelumnya Suatu eksperimen yang orangnya
itu-itu saja (kelompok tunggal), baik dalam kelompok eksperimen maupun kelompok
kontrol.
d. Tes/Ujian Validitas suatu instrumen selalu bergantung kepada
situasi dan tujuan khusus penggunaan instrumen tersebut. Suatu tes yang valid
untuk satu situasi mungkin tidak valid pada situasi yang lain.
e. Pilihan yang bias Pilihan yang bias terhadap sampel dalam kelompok
eksperimen dan kontrol (tidak equivalen) dapat mengancam validitas eksternal
juga.
E. PengertianRancanganPenelitianDeskriftif
Penelitian deskriptif adalah suatu bentuk penelitian yang ditujukan untuk
mendeskripsikan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena alamiah maupun
fenomena buatan manusia. Fenomena itu bisa berupa bentuk, aktivitas,
karakteristik, perubahan, hubungan, kesamaan, dan perbedaan antara fenomena
yang satu dengan fenomena lainnya (Sukmadinata, 2006:72). Penelitian deskriptif
merupakan penelitian yang berusaha mendeskripsikan dan menginterpretasikan
sesuatu, misalnyakondisi atau hubungan yang ada, pendapat yang berkembang,
proses yang sedang berlangsung, akibat atau efek yang terjadi, atau tentang
kecendrungan yang tengah berlangsung.Furchan (2004:447) menjelaskan bahwa
penelitian deskriptif adalah penelitian yang dirancang untuk memperoleh
informasi tentang status suatu gejala saat penelitian dilakukan. Lebih lanjut
dijelaskan, dalam penelitian deskriptif tidak ada perlakuan yang diberikan atau
dikendalikan serta tidak ada uji hipotesis sebagaimana yang terdapat pada
penelitian eksperiman.
F. PenelitianKuantitatif
1. Definisi Penelitian Kuantitatif
1. Definisi Penelitian Kuantitatif
Kasiram (2008: 149) dalam bukunya
Metodologi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif, mendifinisikan penelitian
kuantitatif adalah suatu proses menemukan pengetahuan yang menggunakan data
berupa angka sebagai alat menganalisis keterangan mengenai apa yang ingin diketahui.
2. Asumsi Penelitian Kuantitatif
Penelitian kuantitatif didasarkan pada asumsi sebagai berikut
(Nana Sudjana dan Ibrahim, 2001; Del Siegle, 2005, dan Johnson, 2005).
a)
Bahwa
realitas yang menjadi sasaran penelitian berdimensi tunggal, fragmental, dan
cenderung bersifat tetap sehingga dapat diprediksi.
b)
Variabel
dapat diidentifikasi dan diukur dengan alat-alat yang objektif dan baku.
3. Karakeristik Penelitian Kuantitatif
Karakteristik penelitian yang telah
direncanakan. d. Tujuan dari penelitian kuantitatif adalah untuk menyususun
ilmu nomotetik yaitu ilmu yang berupaya membuat hokum-hukum dari generalisa
kuantitatif adalah sebagai berikut (Nana Sudjana dan Ibrahim, 2001 : 6-7;
Suharsimi Arikunto, 2002 : 11; Johnson, 2005; dan Kasiram 2008: 149-150) : Menggunakan
pola berpikir deduktif (rasional – empiris atau topdown), yang
berusaha memahami suatu fenomena dengan cara menggunakan konsep-konsep yang
umum untuk menjelaskan fenomena-fenomena yang bersifat khusus.
4.
Prosedur Penelitian Kuantitatif
Penelitian kuantitatif pelaksanaannya
berdasarkan prosedur yang telah direncanakan sebelumnya. Adapun prosedur
penelitian kuantitatif terdiri dari tahapan-tahapan kegiatan sebagai berikut:
a.
Identifikasi
permasalahan.
b.
Studi
literatur.
c.
Pengembangan
kerangka konsep.
d.
Identifikasi
dan definisi variabel, hipotesis, dan pertanyaan penelitian.
e.
Pengembangan
disain penelitian.
f.
Teknik
sampling.
g.
Pengumpulan
dan kuantifikasi data.
h.
Analisis
data.
i.
Interpretasi
dan komunikasi hasil penelitian.
5.
Tipe-tipe
Penelitian Kuantitatif
Dalam melakukan penelitian, peneliti
dapat menggunakan metoda dan rancangan (design) tertentu dengan
mempertimbangkan tujuan penelitian dan sifat masalah yang dihadapi. Berdasarkan
sifat-sifat permasalahannya, penelitian kuantitatif dapat dibedakan menjadi
beberapa tipe sebagai berikut (Suryabrata, 2000 : 15 dan Sudarwan Danim dan
Darwis, 2003 : 69 – 78).
a.
Penelitian
deskriptif.
b.
Penelitian
korelational.
c.
Penelitian
kausal komparatif
d.
Penelitian
tindakan
e.
Penelitian
perkembangan
f.
Penelitian
eksperimen
6.
Metode
Penelitian Kuantitatif
Metode yang dipergunakan dalam
penelitian kuantitatif, khusunya kuantitatif analitik adalah metode dedutif.
Dalam metoda ini teori ilmiah yang telah diterima kebenarannya dijadikan acuan
dalam mencari kebenaran selanjutnya. Jujun S. Suriasumantri dalam bukunya Ilmu
dalam Perspektif Moral, Sosial, dan Politik (2000: 6) menyatakan bahwa pada
dasarnya metoda ilmiah merupakan cara ilmu memperoleh dan menyusun tubuh
pengetahuannya berdasarkan :
a.
kerangka
pemikiran yang bersifat logis dengan argumentasi yang bersifat konsisten
dengan pengetahuan sebelumnya yang telah berhasil disusun;
b.
menjabarkan hipotesis yang merupakan
deduksi dari kerangka pemikiran tersebut; dan
c.
Melakukan verifikasi
terhadap hipotesis termaksud
untuk menguji kebenaran pernyataannya secara faktual.
Selanjutnya Jujun menyatakan bahwa
kerangka berpikir ilmiah yang berintikan proses logico-hypothetico-verifikatif
ini pada dasarnya terdiri dari langkah-langkah sebagai berikut (Suriasumantri,
2005 : 127-128).
a.
Perumusan
masalah, yang merupakan pertanyaan mengenai objek empiris yang jelas
batas-batasnya serta dapat diidentifikasikan faktor faktor yang terkait di
dalamnya.
b.
Penyusunan
kerangka berpikir dalam penyusunan hipotesis yang merupakan argumentasi yang
menjelaskan hubungan yang mungkin terdapat antara berbagai faktor yang saling
mengait dan membentuk konstelasi permasalahan. Kerangka berpikir ini disusun
secara rasional berdasarkan premis-premis ilmiah yang telah teruji kebenarannya
dengan memperhatikan faktor-faktor empiris yang relevan dengan permasalahan.
c.
Perumusan
hipotesis yang merupakan jawaban sementara atau dugaan terhadap pertanyaan yang
diajukan yang materinya merupakan kesimpulan dari dari kerangka berpikir yang
dikembangkan.
d.
Pengujian
hipotesis yang merupakan pengumpulan fakta-fakta yang relevan dengan hipotesis,
yang diajukan untuk memperlihatkan apakah terdapat fakta-fakta yang mendukung
hipoteisis tersebut atau tidak.
G. Penelitian
Kualitatif
1. Definisi
Penelitian Kualitatif
Moleong setelah melakukan analisis
terhadap beberapa definisi penelitian kualitatif kemudian membuat definisi sendiri sebagai sisntesis dari
pokok-pokok pengertian penelitian kualitatif. Menurut Moleong (2005: 6)
penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena
tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi,
motivasi , tindakan, dll.
2. Asumsi Penelitian Kualitatif
Anggapan yang mendasari penelitian
kualitatif adalah bahwa kenyataan sebagai suatu yang berdimensi jamak,
kesatuan, dan berubah-ubah (Nana Sudjana dan Ibrahim, 2001 : 7). Oleh karena
itu tidak mungkin dapat disusun rancangan penelitian yang terinci dan fixed
sebelumnya. Rancangan penelitian berkembangan selama proses penelitian.
3.
Karakteristik Penelitian Kualitaif
Penelitian kualitatif disebut juga
penelitian naturalistik, metode fenomenologis, metode impresionistik, dan
metode post positivistic. Adapun karakteristik penelitian jenis ini adalah
sebagai berikut (Sujana dan Ibrahim, 2001 : 6-7; Suharsimi Arikunto, 2002:
11-12; Moleong, 2005: 8-11; Johnson, 2005, dan Kasiram, 2008: 154-155).
a.
Menggunakan
pola berpikir induktif (empiris – rasional atau bottomup). Metode
kualitatif sering digunakan untuk menghasilkan grounded
theory, yaitu teori yang timbul dari data bukan dari hipotesis seperti dalam metode kuantitatif. Atas dasar itu penelitian bersifat generating
theory, sehingga teori yang dihasilkan berupa teori substansif.
theory, yaitu teori yang timbul dari data bukan dari hipotesis seperti dalam metode kuantitatif. Atas dasar itu penelitian bersifat generating
theory, sehingga teori yang dihasilkan berupa teori substansif.
b.
Perspektif
emic/partisipan sangat iutamakan dan dihargai tinggi. Minat peneliti banyak
tercurah pada bagaimana persepsi dan makna menurut sudut pandang partisipan
yang diteliti, sehingga bias menemukan apa yang disebut sebagai fakta
fenomenologis.
c.
Penelitian
kualitatif tidak menggunakan rancangan penelitian yang baku. Rancangan
pene-litian berkembang selama proses penelitian.
4. Prosedur Penelitian Kualitatif
Prosedur pelaksanaan penelitian
kualitatif bersifat fleksibel sesuai dengan kebutuhan, serta situasi dan
kondisi di lapangan. Secara garis besar tahapan penelitian kualitatif adalah
sebagai berikut (Sudarwan Danim dan Darwis, 2003 : 80)
a)
Merumuskan
masalah sebagai fokus penelitian.
b)
Mengumpulkan
data di lapangan.
c)
Menganalisis
data.
d)
Merumuskan
hasil studi.
e)
Menyusun
rekomendasi untuk pembuatan keputusan.
5.
Tipe-tipe Kualitatif Penelitian
dengan pendekatan kualitatif dapat
dibedakan menjadi lima tipe utama, yaiu : phenomenology, ethnography, case
study research, grounded theory, dan historical research (Johnson, 2005 : 8)
a. Phenomenology
: a form of qualitative research in which the researcher
attempts to understand how one or more individuals experience a phenemenon.
b. Ethnography
: is the form of qualitative research that focuses on describing
the culture of a group of people.
c. Case study research : is
a form of qualitative research that focused on providing a detailed account of
one or more cases.
d. Grounded
theory : is a qualitative approach to generating and developing a
theory form data that the researcher collects.
e. Historical research :
research about events that occurred in the past.
Ragam Penelitian Penelitian dapat
diklasifikasikan menjadi bermacam-macam. Klasifikasi tersebut dapat dilakukan
berdasarkan beberapa tinjauan yaitu : Tujuan Penelitian Ada tujuan tertentu yang
akan dicapai melalui penelitian. Berdasarkan bidang ilmu, pendekatan, tempat
pelaksanaan, pemakaian, tujuan umum, taraf, metoda, dan ada tidaknya intervensi
terhadap variable:
H. Klasifikasi
Penelitian berdasarkan Bidang Ilmu
Ada bermacam-macam bidang ilmu dan jika
penelitian dilakukan untuk bidang ilmu tertentu maka ragam penelitian yang
dilakukan disebut sesuai dengan bidang ilmu tersebut. Dengan demikian ditinjau
berdasarkan bidang-bidang ilmu yang ada penelitian dapat dibedakan menjadi :
a)
penelitian pendidikan,
b)
penelitian
kedokteran,
c)
penelitian
keperawatan,
d)
penelitian kebidanan,
e)
penelitian
ekonomi.
f)
penelitian
pertanian,
g)
penelitian
biologi,
h)
penelitian
sejarah, dst.
I. Klasifikasi
Penelitian Berdasarkan Pendekatan yang Dipakai
Berdasarkan pendekatan yang dipakai,
penelitian dapat dibedakan menjadi penelitian kuantitatif dan penelitian
kualitatif. Masing-masing pendekatan tersebut memiliki paradigma, asumsi,
karakteristik sendiri sendiri. Kedua pendekatan penelitian tersebut dapat
dilakukan dengan cara simultan dan saling mengisi sesuai dengan kebutuhan,
sehingga dapat diwujudkan proses penelitian yang komprehensif.
J. Klasifikasi
Penelitian Berdasarkan Tempat Pelaksanaannya :
Penelitian dapat dilakukan diberbagai
tempat, yaitu diperpustakaan, lapangan, laboratorium atau gabungan dari tempat
tempat tersebut. Atas dasar tinjauan tersebut penelitian dibedakan menjadi : a.
penelitian perpustakaan (library research),
a)
penelitian
laborartorium (laboratory research), dan
b)
penelitian
lapangan (field research).
K. Klasfikasi
Penelitian Ditinjau berdasarkan Pemakaiannya
Hasil penelitian dapat dipakai untuk
mengembangkan dan memverifikasi terori serta memecahkan masalah. Atas dasar
tinjauan ini penelitian dapat dibedakan menjadi :
a)
Penelitian
penelitian murni (pure research atau basic research) Penelitian
murni atau penelitian dasar merupakan penelitian yang dilakukan dengan maksud
hasil penelitian tersebut dipaka untuk mengembangkan dan memverifikasi
teori-teori ilmiah.
b)
Penelitian
terapan (applied research). Penelitian terapan adalah ragam penelitian
dimana hasilnya diterapkan berkenaan dengan upaya pemecahan masalah .
L. Klasifikasi
Penelitian Berdasarkan Tujuan Umumnya
Berdasarkan tujuan umumnya, penelitian
dibedakan menjadi : penelitian eksploratif, penelitian pengembangan, dan
penelitian verifikatif.
a)
Penelitian
eksploratif, adalah penelitian yang dilakukan dengan tujuan untuk mengekplorasi
fenomena yang menjadi sasaran penelitian.Penelitian pengembangan (developmental
research), adalah penelitian yang dilakukan untuk mengembangan suatu konsep
atau prosedur tertentu.
b)
Penelitian
verifikatif, merupakan penelitian yang dilakukan dengan tujuan membuktikan
kebenaran suatu teori pada waktu dan tempat tertentu.
M. Klasifikasi
Penelitian Berdasarkan Tarafnya
Penelitian ditinjau berdasarkan tarafnya
dibedakan menjadi dua, yaitu penelitian deskriptif dan penelitian analitik.
Penelitian deskriptif merupakan penelitian pada taraf mendiskripsikan variable
yang diteliti tanpa dilakukan analisis dalam keterkaitannya dengan variable
lainnya. Sedangkan jika penelitian dilakukan bukan sekadar mendiskripsikan
variable penelitian tetapi dilakukan analisis dalam hubungannya dengan
variable-variabel lainnya disebut penelitian analitik.
N. Klasifikasi
Penelitian Berdasarkan Metode
Berdasarkan
metode yang dipakai, penelitian dibedakan menjadi penelitian longitudinal dan
penelitian cross-sectional. Penelitian longitudinal (longitudinal research)
adalah penelitian yang dilakukan dengan metode longitudinal (longituninal
method), yaitu metode penelitian yang membutuhkan waktu yang lama,
berbulan-bulan bahkan bertahun, secara berkesinambungan. Sedangkan penelitian
cross-sectional (cross-sectional research) merupakan penelitian yang
dilakukan dengan metode cross-sectional (cross-sectional method), yaitu
metode penelitian yang dilakukan dengan mengambil waktu tertentu yang relative
pendek dan tempat tertentu.
O. Klasifikasi Penelitian Berdasarkan Intervensiter hadap Variabel
Penelitian
dapat dilakukan di mana peneliti melakukan intervensi atau perlakuan terhadap
variable tertentu. Jika tindakan tersebut dilakukan maka penelitian semacam itu
tergolong penelitian eksperimen. Sebaliknya jika tidak dilakukan intervensi
terhadap variabel maka penelitian tersebut tergolong penelitian eksperimen.
P. Unsur-unsur
Penelitian
Penelitian merupakan sistem berpikir dan
bertindak, artinya ada berbagai faktor dan tindakan yang harus dipikirkan dan
dilakukan sehingga tujuan bisa tercapai. Sebagai suatu sistem, penelitian
terdiri dari berbagai unsur yang saling berhubungan secara fungsional. Sebagai
suatu sistem, penelitian memiliki unsur-unsur sebagai berikut :
1. permasalahan
2. teori dan konsep-konsep
ilmiah
3. variabel
4. hipotesis (fakultatif)
5. populasi, sampel, dan
teknik sampling
6. data
7. instrumen pengumpul data
8. teknik analisis data.
IV.
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Rancangan
penelitian adalah suatu rencana, struktur dan strategi penelitian yang
dimasuksudkan untuk menjawab permasalahan yang dihadapi, dengan mengupayakan
optimasi yang berimbang antara validitas dalam dan validitas luar, dengan
melakukan pengendalian varians.
Berbagai
jenis rancangan atau metode penelitian :
1. Rancangan
penelitian survey.
2. Rancangan
penelitian percobaan.
3. Rancangan
quasi eksperimental.
B. SARAN